Pages

Minggu, 12 Juni 2011

Hadiah untuk Bunda - cerpen

Nadya. Begitulah orang - orang memanggilku. Aku adalah seorang anak yatim. Kalian pasti tahu kan, yatim itu apa. Yatim adalah seseorang yang tidak memiliki ayah. Aku ditinggal oleh ayahku waktu aku dalam kandungan bunda. Jadi, aku tak tahu wajah ayahku. Sekarang, aku harus berjuang mati - matian menjual majalah anak - anak untuk biaya sekolahku dan kehidupanku. Aku memiliki seorang sahabat yang kaya raya. Namanya Sally.
      "Nak, kamu berangkat dulu, gih. Nanti, habis pulang sekolah aja jualannya." kata bunda.
      "Lho, biasanya kan, sebelum berangkat sekolah ?" tanyaku.
      "Udah, sana berangkat dulu aja."kata bunda
      "Iya....deh, bunda." kataku. Aku lalu mencium tangan bunda, dan bunda mencium keningku.

@ sekolah

Sambil melangkahkan kaki menuju kelas, aku masih berfikir, kenapa bunda ? Ah, sudahlah, tak usah dipikirkan.
     "Hai, Nad !" sapa Sally.
     "Hai, juga... kayaknya, lagi semangat 45, nih ?" kataku.
     "Ah...bisa, ajja..." kata Sally. Aku lalu menaruh tasku dibangku sebelah Sally.
     "Eh, bentar lagi Hari Ibu, lho ! Kamu mau hadiain apa sama ibu kamu ?" tanya Sally.
     "Mmm...aku tak tahu...." kataku sambil menaikkan kedua pundakku.
     "Kalau aku, aku akan membelikan high heels untuk mamaku tercinta." kata Sally.
     "High Heels ? Apaan, tuh ?" tanyaku.
     "Itu, lho...sepatu hak...." kata Sally.
     "Oooohhh...." aku ber-ooh. Aku bingung. Aku harus memberikan apa untuk bunda ? Aku sangat sayang sama bunda. Ulang tahun bunda, sudah lewat. Dan, saat itu, aku tak memberikannya apapun. Masa, sekarang aku juga tidak memberikannya sesuatu ? Anak macam apa aku ini ?
     "Hello ! Hai ! Kok kamu ngelamun ?" kata Sally sambil melambaikan tangannya di depan mukaku.
     "Oh, em..em.. maaf." kataku.
     "Iya, gak apa - apa, kok...Kamu mau kasih hadiah ke mamamu, apa ?" tanya Sally.
     "Aku tak tahu" kataku.
Langsung aja, ya, dipercepat. Sekarang waktunya pulang....
     "Dah, Sally...." aku melambaikan tanganku pada Sally.

@ rumah Nadya.

      "Bunda ! Aku pulang !" seruku.
      "Wah, anak bunda sudah pulang....ya sudah, sekarang ganti baju, terus makan, dan jualan majalah" kata bunda.
      "Siap !" aku hormat pada bunda. Bunda tersenyum. Selesai ganti baju dan makan, aku lalu berpamitan untuk jualan majalah.
     "Bunda, aku berangkat !"
     "Iya..." kata bunda. Bunda mencium keningku.

@ menjual majalah

     "Aduh, capek ! Untung laku keras ! Nggak sia - sia aku merasa kecapekan. Aku lalu mengusap keringat yang membasahi keningku. Aku teringat sesuatu. Hadiah untuk bunda ! Aku lalu bernyanyi.....

0 komentar:

Posting Komentar