Pages

Minggu, 26 Juni 2011

Anak itu...- part 1

Di sebuah kota, tinggallah keluarga yang sangat kaya raya. Keluarga itu terdiri atas seorang wanita, seorang pria, dan seorang anak perempuan remaja. Remaja perempuan ini bernama Aprillia Kalyana Bella. Biasa dipanggil lynn. Lynn berprofesi sebagai aktris. Di rumah mewah itu, tinggal juga seorang ibu dan anak perempuannya. Tetapi, mereka tidaka ada hubungan saudara kandung. Kaluarga lynn menempatkan mereka di rumah keluarga lynn, karena sesuatu. Begini ceritanya…

Flashback on #
      “Ma, aku berangkat, ya….” ijin lynn yang berumur 10 tahun. Kira – kira kelas 5 SD. Sekarang, sekolah lynn akan mengajak siswa – siswinya berkunjung ke hutan.
      “Iya. Hati-hati, ya sayang…” ujar mama, lalu mengecup jidat lynn.
      “Dah, ma…” ujar lynn sambil melambaikan tangan. Lynn berjalan menuju ke sekolah dengan riang.

@ Sekolah
      "Anak - anak kalian siap ?" tanya bu guru.
      "Siap, bu..." jawab anak - anak serempak.
      "Pesaan bu guru, jangan memisahkan diri dari kelompok. Mengerti ?"
      " Mengerti, bu !" jawab anak - anak serempak.
      "Ya sudah, sekarang kalian masuk mobil !" perinta bu guru.
      "Siap !" jawab anak - anak (lagi). Mereka lalu masuk ke mobil. Yang ikut hanya sedikit. Sekitar 40 anak dari 300 anak. 
***********
      "Huekk... mo muntah !" kata salah satu anak. Gimana ga' mau muntah, perjalanan SD Panca Kusuma sampai hutan itu 8 jam. Mereka berangkat pukul 07.00. Berarti sampai di hutan pukul 15.00 ?!! Gila, kan ?
Mereka lalu istisrahat 1 jam. Pada pukul 16.00, mereka melakukan penjelajahan. Masing - masing kelompok mempunyai nsebuah peta dan pembina agar tidak tersesat. Merekapun berangkat. Diperkirakan mereka selesai penjelajahan pukul 18.00, agar tak terlalu lama. Di perjalanan, lynn ingin ke toilet. Tapi, di hutan, kan tak ada toilet ? Jadi, terpaksa lynn harus mencari tempat yang aman untuk BAK. Mana pembinanya laki - laki, lagi ? Tak terasa, lynn sudah jauh dari teman - temannya. Karena belum menemukan tempat yang aman, lynn terus berjalan. Dan, akhirnya ketemu. Selesai BAK, lynn mendengar suara serigala. Suara itu makin lama, makin mendekat. Sekarang, ada di depannya lynn !!! Serigala itu mengambil ancang - ancang untuk menerkam lynn. Otomatis, lynn berteriak...
     "Aaaaaaaahhhhhhhhhhh........."
     "Awas !" tiba - tiba, muncul seorang anak berkalung kerang yang dicat berwarna biru muda. Anak itu lalu mendorong lynn dan melindungi lynn. Anak itu lalu terkena goresan cakar serigala di punggungnya. 
     "Lari !" teriak anak itu.
     "A...a..aku tak bisa !" tolak lynn.
     "Lari !" anak itu berteriak sekali lagi.
     "Terima kasih " kata lynn. Lalu, lynn berlari menuju teman - temannya. Lynn berbalik arah, ia tak melihat anak tadi, dan serigala itu. 
     "Aneh ! Tapi, tak mengapa, aku akan terus mengenangmu. " kata lynn

***********
     "Eh, lama banget, sih !" kata lia, teman satu kelompoknya lynn.
     "Huft...huft..hudah, ayoh lhanjhuthinh lhagih...huft...huft.." kata lynn. Ia masih tersengal - tersengal.





Minggu, 12 Juni 2011

Hadiah untuk Bunda - cerpen (3)

Aku tahu ! Besok, sehabis pulang sekolah. Kalau bunda nyuruh jualan majalah pagi - pagi, berarti sehabis pulang sekolah, bisa mampir ke toko itu. Kalau bunda nyuruh jualan majalahnya sehabis pulang sekolah, berarti aku belinya setelah selesai jualan majalah. OK ! Sudah diputuskan, jadwal membeli hadiah untuk bunda seperti tadi !
Tapi, aku harus ijin bunda dulu untuk pakai uang tabunganku. Ijinnya apa, ya...? Kalau ijinnya beli hadiah untuk bunda, udah ketahuan. "Mmmm......" aku berfikir. "Bagaimana kalau, ijin untuk membeli proyek." aku menjentikkan jariku. Aku lalu berjalan menuju rumah dengan perasaan yang ceria.

@ rumah Nadya

     "Nadya, kamu kenapa ?" tanya bunda.
     "Oh, emm..emmm.." aku jadi salting. Aku baru nyadar di perjalanan, aku senyam - senyum sendiri.
     "Ng...nggak apa - apa, kok bunda ....." kataku gugup.
     "Bunda, ini, majalahnya tinggal 3." kataku.
     "Mmmm.....bunda, boleh nggak uang tabunganku, tak buat untuk proyek." kataku dengan sangat hati - hati takut bunda marah.
     "Proyek apa ?" tanya bunda.
     "Proyek di sekolah, bunda"
     "Ya, udah, gak apa - apa. Memangnya berapa ?"
     "50.000, bunda" kataku.
     "Hah ! Mahal amat ! Uang tabunganmu berapa ?" tanya bunda.
     "Sekitar 100.000 - an lebih, kok !" kataku.
     "Boleh..." kata bunda.
     "Makasih, bunda..." kataku sambil memeluk bunda.
     "Iya, sama - sama " kata bunda.

*********

    "Sally ! Sally !" teriakku.
    "Ada apa ?" tanya Sally.
    "Aku tahu hadiah untuk bundaku besok !" kataku.
    "Apa ?" tanya Sally.
    "Kerudung segitiga" jawabku.
    "Nanti kamu temenin aku, ya..?" kata Sally.
    "Temenin untuk apa ?" tanyaku.
    "Beli  high heels ...." kata Sally.
    "Iya, tapi, kamu juga harus temenin aku"
    "Iya.."
                      Sepulang sekolah.....

    "Ayo, masuk mobilku !" ajak Sally.
    "Iya" jawabku.
    "Pak, Golden Mall" kata Sally kepada Pak Jono, supirnya.
    "Iya, neng.." merekapun berangkat.

@ Golden Mall

    "Mmm..tempat apaan, nih Sal ?" tanyaku.
    "Udah, kalau kamu ga' tahu, ikutin aku ajja...." kata Sally. Setelah Sally membeli high heels nya, ia langsung mengajak Sally pulang. "Eh, Sal, temenin aku dulu, dong..." pintaku.
    "Iya, kan memang sesuai dengan perjanjian kita.." kata Sally. Nadya menunjukka arah ke toko tersebut. Ya, walaupun mereka merasa pusing. Karena Nadya agak - agak lupa, jadi mereka harus muter kesana, muter kesini. Akhirnya mereka sampai di toko yang Nadya maksud. Selesai beli, Nadya pulang sendiri.

@ rumah Nadya

     "Bawa apa, tuh ?" tanya bunda.
     "Oh, ehm...bahan proyek, bunda..." jawabku gugup.
     "Hari ini, kita tidak berjualan majalah." kata bunda sedih.
     "Kenapa ?" tanyaku.
     "Bunda juga tidak tahu." kata bunda.
     "Ya sudah, bunda jangan sedih, ya.... mmmm..bunda, aku mau tidur, ya..." kataku
     "Ya, sudah sana tidur." kata bunda.

@ kamar Nadya.

    "Mmm...besok, aku harus bangun pagi......banget, sebelum bunda bangun. Habis itu, aku masuk ke kamar bunda sambil membawa kado itu. Terus, aku sembunyi di dalam kamar bunda. Setelah bunda bangun, dan membuka pintu, aku langsung mengejutkan bunda dari belakang, pasti bunda kaget bukan kepalang. Tak terasa aku tidur.

********

kriek....suara pintu kamarku terbuka. Masih jam 03.00. Singkat ceritanya, aku langsung sembunyi d kamar bunda. Aku menunggu setengah jam disana. Bunda bangun pukul 03.30. Bunda lalu berdo'a sehabis bangun tidur. Ketika bunda membuka pintu, aku lalu beraksi.
     "SELAMAT HARI IBU, BUNDA !!!!!!!!!!!" teriakku.
     "Astaghfirullahaladzim !" kata bunda.
     "Maaf bunda, ga' bermaksud.... ini bunda" aku lalu menyodorkan sebungkus kado untuk bunda.
     "Makasih, ya...." aku mengangguk. Bunda lalu membuka kado dariku.
     "Kamu pakai uang siapa ? Kalau pakai uang orang lain, kembalikan kerudung ini !" kata bunda.
     "Ya, pakai uangku lah...." kataku dengan santai.
     "Kamu nyuri, ya ?" selidik bunda.
     "Nggak, bunda, itu pakai uangku."
     "Ya sudah, makasih, ya...yuk, sekarang kita sholat !" kata bunda.
     "Iya...." bunda memelukku dan mencium keningku.









Hadiah untuk Bunda - cerpen (2)

Apa yang kuberikan untuk mama
Untuk mama tersayang
Tak kumiliki sesuatu berharga
Untuk mama tercinta

Reff :
Hanya ini kunyanyikan
Senandung dari hatiku untuk mama
Hanya sebuah lagu sederhana
Lagu cintaku untuk mama
Apa yang kuberikan untuk mama
Untuk mama tersayang
Tak kumiliki sesuatu berharga
Untuk mama tercinta

Reff :
Hanya ini kunyanyikan
Senandung dari hatiku untuk mama
Hanya sebuah lagu sederhana
Lagu cintaku untuk mama
Walau tak dapat selalu ku ungkapkan
Kata cintaku 'tuk mama
Namun dengarlah hatiku berkata
Sungguh kusayang padamu mama
Reff :
Hanya ini kunyanyikan
Senandung dari hatiku untuk mama
Hanya sebuah lagu sederhana
Lagu cintaku untuk mama
Oh.................
Reff :
Hanya ini kunyanyikan
Senandung dari hatiku untuk mama
Hanya sebuah lagu sederhana
Lagu cintaku untuk mama
Reff :
Hanya ini kunyanyikan
Senandung dari hatiku untuk mama
Hanya sebuah lagu sederhana
Lagu cintaku untuk mama.....

Seketika, pandanganku menoleh ke sebuah toko. Toko busana muslim. Aku melihat jilbab - jilbab bagus tergantung disana. Aku mendapat ide. Aku akan beli kerudung segitiga berwarna biru muda untuk bunda ! Aku melonjak kegirangan. Orang - orang disekitarku melihatku dengan tatapan aneh. "Anak ini orang gila bukan, ya ?" mungkin begitu pikirannya. Kembali ke hadiah untuk bunda. Tentu saja, aku akan beli kerudung itu dengan uang tabunganku. Kulihat majalah yang aku bawa. Tinggal 3 majalah. Padahal, sebelumnya, aku membawa 12 majalah. Alhamdulillah, laku keras. Pasti bunda seneng. Tapi, kapan aku beli kerudung itu ? tanyaku.

Hadiah untuk Bunda - cerpen

Nadya. Begitulah orang - orang memanggilku. Aku adalah seorang anak yatim. Kalian pasti tahu kan, yatim itu apa. Yatim adalah seseorang yang tidak memiliki ayah. Aku ditinggal oleh ayahku waktu aku dalam kandungan bunda. Jadi, aku tak tahu wajah ayahku. Sekarang, aku harus berjuang mati - matian menjual majalah anak - anak untuk biaya sekolahku dan kehidupanku. Aku memiliki seorang sahabat yang kaya raya. Namanya Sally.
      "Nak, kamu berangkat dulu, gih. Nanti, habis pulang sekolah aja jualannya." kata bunda.
      "Lho, biasanya kan, sebelum berangkat sekolah ?" tanyaku.
      "Udah, sana berangkat dulu aja."kata bunda
      "Iya....deh, bunda." kataku. Aku lalu mencium tangan bunda, dan bunda mencium keningku.

@ sekolah

Sambil melangkahkan kaki menuju kelas, aku masih berfikir, kenapa bunda ? Ah, sudahlah, tak usah dipikirkan.
     "Hai, Nad !" sapa Sally.
     "Hai, juga... kayaknya, lagi semangat 45, nih ?" kataku.
     "Ah...bisa, ajja..." kata Sally. Aku lalu menaruh tasku dibangku sebelah Sally.
     "Eh, bentar lagi Hari Ibu, lho ! Kamu mau hadiain apa sama ibu kamu ?" tanya Sally.
     "Mmm...aku tak tahu...." kataku sambil menaikkan kedua pundakku.
     "Kalau aku, aku akan membelikan high heels untuk mamaku tercinta." kata Sally.
     "High Heels ? Apaan, tuh ?" tanyaku.
     "Itu, lho...sepatu hak...." kata Sally.
     "Oooohhh...." aku ber-ooh. Aku bingung. Aku harus memberikan apa untuk bunda ? Aku sangat sayang sama bunda. Ulang tahun bunda, sudah lewat. Dan, saat itu, aku tak memberikannya apapun. Masa, sekarang aku juga tidak memberikannya sesuatu ? Anak macam apa aku ini ?
     "Hello ! Hai ! Kok kamu ngelamun ?" kata Sally sambil melambaikan tangannya di depan mukaku.
     "Oh, em..em.. maaf." kataku.
     "Iya, gak apa - apa, kok...Kamu mau kasih hadiah ke mamamu, apa ?" tanya Sally.
     "Aku tak tahu" kataku.
Langsung aja, ya, dipercepat. Sekarang waktunya pulang....
     "Dah, Sally...." aku melambaikan tanganku pada Sally.

@ rumah Nadya.

      "Bunda ! Aku pulang !" seruku.
      "Wah, anak bunda sudah pulang....ya sudah, sekarang ganti baju, terus makan, dan jualan majalah" kata bunda.
      "Siap !" aku hormat pada bunda. Bunda tersenyum. Selesai ganti baju dan makan, aku lalu berpamitan untuk jualan majalah.
     "Bunda, aku berangkat !"
     "Iya..." kata bunda. Bunda mencium keningku.

@ menjual majalah

     "Aduh, capek ! Untung laku keras ! Nggak sia - sia aku merasa kecapekan. Aku lalu mengusap keringat yang membasahi keningku. Aku teringat sesuatu. Hadiah untuk bunda ! Aku lalu bernyanyi.....